Kenali Lebih Jauh Sistem Gerak 4X4
16 Desember 2015
Otosia.com - Mobil berpenggerak empat roda (four wheel drive) atau 4x4 terdengar tak asing di masyarakat. Meski begitu, banyak pula yang tak mengetahui cara kerjanya. Bahkan tak sedikit yang mengira 4WD sama dengan AWD (all-wheel drive). 4WD sendiri merupakan sistem penggerak yang menyalurkan keluaran tenaga mesin ke seluruh roda. Biasanya, sistem gerak ini ada pada kendaraan yang dipakai untuk medan berat atau offroad. Yang membedakannya dengan penggerak AWD adalah pengaturannya. Pada 4WD, distribusi tenaga ke ban bisa diatur antara 4x4 (semua roda) atau 4x2 (hanya dua roda). "Masih banyak pengendara, khususnya di tambang, yang belum mengetahui cara berkendara mobil 4x4 dengan benar. Bahkan, tak sedikit yang mengabaikan atau merasa takut penggunaan 4x4 malah jadi menyusahkan," ucap Momon S. Maderoni, konsultan Indonesia SmartDrive, saat Safety Driving Clinic dan peluncuran Mitsubishi All New Triton di Balikpapan, kemarin.
Salah satu cara mengetahui mobil berpenggerak empat roda adalah dengan melihat tuas persenelingnya. Biasanya, mobil 4x4 dilengkapi dua tuas yang berada di tengah konsol. Tuas pertama berbentuk lebih tinggi dan berfungsi sebagai transmisi utama. Letaknyatepat di tengah konsol. Selain itu, tuas ini dilengkapi dengan nomor gigi seperti transmisi di mobil pada umumnya. Sementara itu, tuas kedua berada di sebelahnya dan berukuran lebih kecil. Tuas ini merupakan transfercase yang berguna mengatur atau membagi penyaluran tenaga mesin dari transmisi ke roda. Tuas transfercase terdiri dari simbol 2H (2WD high range), 4L (Low Range), 4H (4WD high range), dan N (netral). Simbol 2H (2WD High Range) berfungsi memosisikan sistem penggerak menyalurkan tenaga hanya ke dua ban belakang. Biasanya, pengaturan ini digunakan saat mobil berhadapan dengan jalan normal atau mulus. Walau begitu, pilihan ini memiliki kelemahan karena mobil bergerak tak stabil akibat hanya ban belakang yang bergerak. Selanjutnya adalah 4L (4WD low range) atau biasa dikenal dobel berat. Pengaturan ini mengizinkan mobil mendapatkan traksi yang lebih besar, tetapi hanya bisa digunakan di kecepatan rendah (kecepatan maksimal 50 kilometer per jam). Berbeda dengan 2H, pada 4L, keempat roda mendapat dorongan tenaga dari mesin dan cocok dipakai menghadapi jalan licin, tanjakan, turunan terjal, lumpur berat, jalan miring, dan cerukan dalam. Simbol terakhir adalah 4H (4WD high range) atau dobel ringan. Mode ini ditujukan untuk kebutuhan melewati jalan licin, kondisi naik turun, lumpur yang tak terlalu berat, bebatuan kecil, dan di kecepatan tinggi (di atas 50 kilometer per jam). Karena merupakan mode yang menggerakkan keempat ban, 4H pun dapat menjaga kestabilan mobil saat melaju kencang.
Sumber: otosia.com