Membelah Kaki Gunung Fuji Bersama Pajero Sport
04 Februari 2016
Tokyo, KompasOtomotif – Perubahan pada generasi ketiga Mitsubishi Pajero Sport bukan hanya soal tampang ganteng tapi juga kemampuannya menaklukan situasi luar biasa selama berkendara. Trek buatan Fujigane Offroad Park, kaki Gunung Fuji, Prefektur Yamanashi, Jepang, membuktikan hal itu ketika perwakilan media asal Indonesia diundang ke sana untuk menjajal langsung All-New Pajero Sport pada Oktober lalu.
Impresi desain baru, kesan interior elegan dan fungsional, serta rasa sebagai penumpang sudah dikupas, kini saatnya bercerita tentang pengalaman mengemudi. Trek buatan Fujigane dibuat seperti simulasi perjalanan luar ruang di alam pegunungan dengan pemandangan Gunung Fuji. Tekstur permukaannya trek liar hasil kombinasi tanah, batu, kerikil, debu, lumpur, rintangan jungkat-jungkit, serta tanjakan dan turunan ekstrem. Dari balik kemudi, setiap pengemudi dituntut memanfaatkan semua fungsi mobil dengan baik.
Mesin Tiba giliran KompasOtomotif menjadi nahkoda. Mobil yang dicoba bermesin diesel 4N15 4-silinder 2.4L MIVEC turbo, 178 tk dan torsi 430 Nm dengan transmisi otomatis 8-percepatan. Dari data spesifikasi, mesin ini lebih bertenaga dibanding versi lama yang masih ditawarkan, 4D56 2.5L bertenaga 134 tk dan torsi 324 Nm.
Perlu sedikit waktu menyesuaikan diri dengan banyak hal baru pada Pajero Sport, pasalnya menyalakan mesin sekarang tinggal pencet, mengatur jok sudah elektrik, kemudi bisa naik-turun dan maju-mundur, serta rekonfigurasi konsol tengah menggunakan pengaturan tombol buat rem parkir, sistem 4WD, fitur Hill Atart Assist (HAS) dan Hill Descent Control (HDC).
Terus melaju hingga akhirnya sampai pada tantangan berupa turunan panjang dengan permukaan jalan licin karena pasir dan berdebu. Sesuai pelajaran sebelum mulai test drive, maka mobil berhenti dulu untuk mengganti sistem gerak ke 4LLc (gerak semua roda, differential lock, low gear) dan mengaktifkan HDC.
Fitur baru HDC gunanya menahan laju bodi tanpa tergelincir ketika turunan. Dalam kondisi ini komputer yang mengatur traksi ban, pengemudi hanya menentukan kecepatan awal tanpa perlu repot menginjak rem.Satu yang pasti, menyelesaikan turunan pakai HDC makan waktu lebih lama, tentu tujuannya untuk keselamatan berkendara. Mekanisme yang mirip, HAS berguna untuk tanjakan.
Jungkat-jungkit Setelah selesai, kini dihadapkan pada situasi jalan dengan gundukan tanah besar dan berlubang. Situasi ini bisa jadi ditemui dalam perjalanan touring luar kota atau menghadapi kondisi perkotaan yang tidak normal. Sistem gerak tidak berubah, masih menggunakan 4LLc. Tanpa tekan pedal gas, bodi dibiarkan merayap hingga mengarah ke tantangan. Sesekali bunyi derik gesekan mekanis terdengar di kabin ketika ban terasa kehilangan pijakan. Dari dalam kabin tantangan seperti ini sama sekali tidak terasa menakutkan. Namun lain hal kalau lihat hasilnya di foto, terasa mengerikan sebab sampai dua ban tidak menempel bumi.
Kesimpulan Trek memang dirancang untuk menonjolkan semua kemampuan All-New Pajero Sport, jadi sudah pasti hasilnya impresif. Tidak ada satupun kendala yang berarti. Tapi di luar itu semua, meski sudah makin modern terbukti All-New Pajero Sport tidak kehilangan sentuhan sebagai kendaraan serba bisa.